China, Amerika Serikat, dan India memiliki tingkat diabetes tertinggi tahun lalu, masing-masing dengan lebih dari 30 juta kasus, menurut data terbaru dari Diabetes Atlas dari IDF. Kondisi ini mengalami peningkatan tercepat di sub-Sahara Afrika dengan jumlah kasus diperkirakan meningkat 143% pada tahun 2045 mendatang.
Jumlah penderita diabetes di Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakan tumbuh 96% pada periode yang sama dengan perkiraan peningkatan 74% di Asia Tenggara.
Diabetes adalah pasien dengan kondisi jangka panjang yang serius yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif yang dihasilkan. Kondisi ini menghasilkan situasi yang dikenal sebagai hiperglikemia di mana kadar gula darah yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami koma.
Seperti yang kita ketahui, bahwa ada dua bentuk dasar diabetes. Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dan disebabkan oleh reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Cacat genetik dan infeksi virus adalah penyebab yang diketahui.
Sekitar 90% penderita diabetes di seluruh dunia mengidap diabetes tipe 2, yang dikaitkan dengan obesitas dan penuaan serta mungkin tidak memiliki gejala awal. Perubahan pola makan, peningkatan olahraga, berhenti merokok, dan menjaga berat badan yang sehat dapat mengatur dan bahkan melawan diabetes.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah kasus diabetes telah mencapai pertumbuhan hampir empat kali lipat sejak 1980. Ketika IDF pertama kali menerbitkan data global pada tahun 2000, diperkirakan ada 151 juta orang dengan kondisi tersebut.
Sebagian dari peningkatan jumlah kasus adalah hasil dari diagnosis, tetapi IDF mengatakan hingga setengah dari semua kasus diabetes tipe 2 merupakan pasien yang tidak terdiagnosis. Peningkatan ekonomi masyarakat dan akses ke makanan tidak sehat juga merupakan faktor utama peningkatan jumlah orang yang mengalami diabetes.
“Diabetes adalah ancaman serius bagi kesehatan global yang tidak menghormati status sosial ekonomi maupun batasan nasional,” kata presiden IDF Profesor Nam H Cho. "Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan sering masuk rumah sakit atau bahkan risiko meninggal dini."
Pengeluaran kesehatan global untuk diabetes tahun lalu mencapai $760 miliar dan diperkirakan akan mencapai $825 miliar pada tahun 2030 dan $845 miliar pada tahun 2045. WHO mengatakan sebagian besar beban pengeluaran ini akan dialami oleh negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah yang juga mengalami peningkatan kasus terbesar.
Lebih dari 10.000 kasus baru didiagnosis setiap tahun di antara anak-anak dan remaja di sub-Sahara Afrika, menurut Diabetes Atlas, di negara-negara dengan akses terbatas ke insulin dan penyediaan kesehatan yang tidak memadai, kaum muda "menghadapi komplikasi serius dan meninggal dini" .
United Nations Sustainable Developments Goal (dari PBB) mencakup janji untuk memastikan kehidupan yang sehat bagi semua orang, mencantumkan diabetes di samping kanker dan penyakit jantung sebagai salah satu penyakit tidak menular yang bertanggung jawab atas satu kematian setiap dua detik di antara orang berusia 30-70 tahun.
Cara manajemen diabetes yang lebih baik
WHO mengatakan bahwa tes glukosa darah sederhana dapat meningkatkan diagnosis dan mengurangi risiko kerusakan organ jangka panjang yang seringkali diakibatkan oleh diabetes yang tidak terdiagnosis.
Ilustrasi (c) Unsplash.com