Hubungan antara diabetes dan depresi didasarkan pada sejumlah faktor. Tetapi ada kemungkinan juga masalah otak terjadi karena ada perubahan fisiologis yang terjadi pada penderita diabetes yang dapat memicu depresi. Sementara diabetes, depresi dan demensia dapat menjadi masalah komplikasi yang sangat berat, bagi para penderitad diabetes. Meskipun demimikan, Anda jangan semakin stress dengan kondisi ini. Karena, masih ada banyak hal yang sama yang membantu penderita diabetes mengontrol penyakit dan juga melakukan pekerjaan yang cukup baik dalam meningkatkan kesehatan otak, Berikut adalag beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk tetap menjaga kesehatan otak Anda saat mengalami diabetes.
1. Periksa A1C (hasil test kadar gula darah 2-3 bulan terakhir)
Anda pastinya sudah mengerti bahwa menjaga agar gula darah tetap teratur adalah kunci untuk mengendalikan diabetes. Tetapi tahukah Anda bahwa kontrol gula darah yang lebih baik juga dapat membantu Anda mencegah depresi, serta penurunan kognitif di kemudian hari? Peradangan kronis, yang terkait dengan ketiga kondisi tersebut dapat/berpotensi menyebabkan perubahan neurodegeneratif pada otak. Pola makan nabati dikombinasikan dengan olahraga teratur, adalah dua senjata terbaik bagi Anda dalam mencegah peradangan kronis pada otak. Jika diet dan olahraga tidak menghentikannya, minum obat untuk mengatur gula darah sangat penting. Selain mengatur gula darah, obat metformin juga dapat mengurangi risiko demensia bila digunakan tepat waktu.
2. Tingkatkan kesehatan usus Anda.
Ada bukti yang terus berkembang tentang hubungan kuat antara usus yang sehat dan otak yang sehat. Misalnya, kecemasan dan depresi dianggap memicu kondisi GI seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Selain itu, para ahli mengatakan bahwa ada lebih banyak hal yang dapat terjadi ketika bagaimana bakteri di usus kita mempengaruhi kesehatan otak kita dan dapat menyebabkan depresi. Maka dari itu, memperhatikan usus ini akan membantu Anda mengobati diabetes juga. Anda dapat meningkatkan kesehatan usus Anda dengan membatasi lemak, makan lebih banyak makanan kaya serat.
3. Olahraga ringan dan berat secara rutin
The American Heart Association merekomendasikan setidaknya 30 menit aktivitas aerobik intensitas sedang setidaknya lima hari per minggu dengan total 150 menit atau setidaknya 25 menit aktivitas aerobik berat setidaknya tiga hari per minggu selama total 75 menit atau kombinasi aktivitas aerobik intensitas sedang dan kuat.
4. Sajikan makanan yang baik untuk otak
Meskipun buktinya tidak sepenuhnya langsung, meningkatkan asupan omega-3, lemak jenuh yang ditemukan dalam ikan (salmon, teri, tuna, dan sarden), bayam, kenari, dan minyak biji rami, tidak ada salahnya untuk dicoba. Jika Anda kurang paham dengan makanan yang baik untuk kesehatan otak, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis makanan yang baik untuk otat lainnya.
Ilustrasi (c) Unsplash.com