Jika Anda memiliki atau pasien diabetes tipe 2, Anda tentunya harus memperhatikan apa yang Anda makan dan mencoba untuk tetap aktif secara fisik. Tetapi ada komponen penting lain dalam mengelola kondisi Anda yang mungkin tidak selalu Anda prioritaskan, yaitu waktu tidur yang Anda miliki.
Anda mungkin pernah mendengar bahwa memastikan Anda tidur dengan teratur adalah bagian penting untuk tetap sehat, terutama jika Anda merupakan diabetes tipe 2. Tapi apa sebenarnya hubungan antara tidur dan diabetes, dan mengapa itu harus dianggap sebagai pilar penting dalam mengelola kondisi Anda? Inilah yang perlu Anda ketahui.
Tidur dan Resistensi Insulin
Tidur adalah waktu bagi tubuh Anda untuk beristirahat dan memperbaiki sel tubuh Anda, tetapi banyak hal terjadi saat Anda bergerak melalui tahap tidur sepanjang malam. Selama tidur, otak Anda menyimpan ingatan, otot Anda diperbaiki, detak jantung Anda turun, dan tekanan darah Anda turun. Denyut jantung dan tekanan darah istirahat dan berada pada level yang lebih rendah yang sangat penting jika Anda merupakan pasien diabetes tipe 2, karena memiliki kondisi tersebut membuat Anda dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit jantung, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).
Tidur juga penting untuk pengaturan hormon, dan insulin adalah hormon. Secara umum, kurang tidur berperan dalam resistensi insulin, yang terjadi ketika tubuh Anda mengalami kesulitan menggunakan insulin untuk memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel. Hal ini dapat mengakibatkan gula darah tinggi. Jika Anda berjuang untuk mengendalikan glukosa darah Anda, memperhatikan tidur Anda dan melakukan apa yang Anda bisa untuk memaksimalkan tidur Anda tersebut dengan waktu tidur sekurang-kurangnya 7 jam dalam sehari.
Tujuh jam sebenarnya adalah waktu yang tepat untuk tidur. Dalam sebuah penelitian pada orang dewasa yang memiliki pradiabetes atau baru-baru ini didiagnosis dengan, tetapi tidak diobati untuk diabetes tipe 2, tidur kurang dari lima jam atau lebih dari delapan jam per malam dikaitkan dengan tingkat A1C yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mendapat jumlah yang lebih moderat. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan pada Mei 2019 di jurnal Diabetes Care. Tidur kurang dari enam jam per malam juga dikaitkan dengan BMI yang lebih tinggi, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan membuat kadar gula darah lebih sulit dikendalikan.
Bagaimana Gula Darah yang Tidak Terkontrol Dapat Mengganggu Tidur
Seiring dengan perubahan fisiologis, kurang tidur juga mendorong orang untuk mengonsumsi lebih banyak kalori dan menurunkan kemampuan mereka untuk membuat pilihan makanan bergizi dan mempertahankan gaya hidup sehat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes dan obesitas, yang merupakan faktor risiko diabetes, menurut sebuah makalah yang diterbitkan pada November 2016 di jurnal Current Diabetes Reports.
Dan hubungan antara tidur dan kadar gula darah juga sebaliknya. Ketika gula darah berjalan lebih tinggi (dari biasanya), Anda lebih sering buang air kecil. Dengan kata lain, gula darah ekstra masuk ke urin dan menarik air dari jaringan tubuh Anda, sehingga Anda buang air kecil lebih banyak. Anda mungkin terbangun beberapa kali per malam untuk pergi ke kamar mandi, yang dapat mengganggu tidur. Penting juga untuk menunjukkan bahwa jika gula darah Anda turun terlalu rendah (di bawah 70 mg/dL) dalam tidur Anda, atau suatu kondisi yang disebut hipoglikemia nocturnal, Anda mungkin juga mengalami tidur gelisah, mimpi buruk, dan berkeringat dalam tidur Anda.
Ilustrasi (c) Unsplash.com