Return to site

Proyeksi Prevalensi dan Mortalitas Diabetes di Indonesia: Tantangan Besar Kesehatan di Masa Depan

July 2, 2024

Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia, namun penelitian mengenai proyeksinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model proyeksi prevalensi dan mortalitas diabetes di Indonesia berdasarkan faktor risiko dan program pencegahan penyakit tidak menular (NCD). Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif non-eksperimental dengan menggunakan model regresi linear berganda dan dinamika sistem. Proyeksi dasar dibuat berdasarkan data tahun 2018, dengan proyeksi hingga tahun 2045 yang melibatkan dinamika faktor risiko, program-program pencegahan, populasi, dan tingkat kematian kasus.

Model ini dibuat berdasarkan data dari 205 kabupaten/kota di Indonesia, menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar, BPJS Kesehatan, program-program NCD, serta Kementerian Kesehatan. Prevalensi diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 9,19% pada tahun 2020 (sekitar 18,69 juta kasus) menjadi 16,09% pada tahun 2045 (sekitar 40,7 juta kasus). Prevalensi ini dapat ditekan menjadi 15,68% (sekitar 39,6 juta kasus) dengan adanya intervensi program-program pencegahan, dan bahkan menjadi 9,22% (sekitar 23,2 juta kasus) jika intervensi dilengkapi dengan pencegahan faktor risiko.

Proyeksi jumlah kematian akibat diabetes juga menunjukkan peningkatan signifikan, dari 433.752 pada tahun 2020 menjadi 944.468 pada tahun 2045. Kematian akibat stroke pada pasien diabetes meningkat dari 52.397 menjadi 114.092 dalam periode yang sama. Kematian akibat penyakit jantung koroner (IHD) pada pasien diabetes meningkat dari 35.351 menjadi 76.974, sementara kematian akibat penyakit ginjal kronis pada pasien diabetes meningkat dari 29.061 menjadi 63.279.

Penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi dan mortalitas diabetes di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, namun dapat ditekan melalui intervensi program-program pencegahan dan pengendalian faktor risiko. Temuan ini dapat menjadi sumber penting dalam perencanaan dan evaluasi program pencegahan serta pengendalian diabetes di tingkat nasional dan provinsi, terkait pengendalian faktor risiko dan pengembangan program.

Studi ini menggunakan desain studi kuantitatif non-eksperimental dengan mengembangkan model proyeksi menggunakan regresi linear berganda dan dinamika sistem, berdasarkan faktor risiko dan program-program pencegahan diabetes, serta proyeksi populasi dan tingkat kematian kasus. Data yang digunakan berasal dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, 2013, 2018, Badan Asuransi Kesehatan Nasional (BPJS) tahun 2016–2020, Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan tahun 2016–2020, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan tahun 2019–2021, dan Badan Pusat Statistik. Analisis dilakukan dengan unit analisis tingkat kabupaten/kota.

Studi ini menggunakan faktor risiko dan program-program diabetes untuk memproyeksikan morbiditas dan mortalitas diabetes, yang merupakan pendekatan baru dalam analisis proyeksi penyakit di Indonesia. Studi sebelumnya di Indonesia umumnya hanya menggunakan faktor risiko dan kasus yang sudah ada untuk memproyeksikan penyakit ini.

Persetujuan Studi

Penelitian ini disetujui oleh Universitas Indonesia, dan penulis menegaskan bahwa semua metode penelitian dilakukan sesuai dengan pedoman dan regulasi yang relevan di Universitas Indonesia.