Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana sel-sel dalam tubuh Anda tidak merespon insulin dengan benar. Tanpa insulin, tubuh Anda tidak dapat mengakses nutrisi dalam aliran darah yang memicu peningkatan kadar glukosa. Ketika tubuh memberi sinyal semakin meningkatnya kadar gula, tubuh memberi sinyal untuk sel-sel pankreas membuat lebih banyak insulin. Namun, karena tubuh tidak merespon inilah yang membuat siklus resistensi insulin lahir. Resistensi insulin dapat terjadi pada siapa saja, namun pasien diabetes tipe 2, memiliki peluang 83% untuk berjuang melawan resistensi insulin. Jika Anda juga memiliki tekanan darah tinggi dan kadar lipid darah tinggi, kemungkinan resistensi insulin melonjak lebih tinggi hingga 95% (Rujukan).
Apa saja gejala resistensi insulin?
Insulin, meski diproduksi di pankreas, adalah hormon yang memengaruhi semua area tubuh. Dengan demikian, gejala dapat muncul hampir di mana saja. Mungkin diperlukan beberapa pekerjaan laboratorium dari dokter Anda untuk benar-benar mengasah beberapa efek fisik dari resistensi insulin.
Penyebab resistensi insulin
Jika dibiarkan terlalu lama, pankreas bisa kelelahan dan sebagian selnya akan menghentikan produksi insulin. Produksi insulin yang berkurang ini, dikombinasikan dengan kadar gula yang terus meningkat, mengakibatkan munculnya diabetes tipe 2. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan resistensi insulin ini, diantaranya:
1. Genetika
Kecenderungan genetik memainkan peran penting dalam menentukan apakah Anda akan bergulat dengan resistensi insulin atau tidak. Misalnya, jika orang tua terkena diabetes tipe 2, risiko terkena diabetes tipe 2 adalah 38% lebih tinggi.
2. Gaya hidup
Perlu Anda ketahui, resistensi insulinmaupun diabetes tidak sepenuhnya ditentukan oleh gen kita. Dengan gaya hidup kita, kita dapat mempengaruhi secara epigenetik apakah gen tertentu "diaktifkan" atau tidak! Kelebihan kalori, terutama gula atau karbohidrat, yang tidak dapat kita proses secara memadai karena kurang olahraga, dapat memicu resistensi insulin.
3. Tubuh kita sendiri
Lemak yang disimpan di dalam organ dan di perut disebut lemak visceral dan ini biasanya meningkatkan resistensi insulin. Secara khusus, konsentrasi pusat lemak ini terbukti menantang bagi hati. Hati secara alami ingin membuang cadangan lemak berlebih. Hal ini dilakukan dengan memasukkan kelebihan lemak ke dalam very-low-density lipoprotein (yang disebut partikel VLDL). Partikel ini memindahkan asam lemak melalui aliran darah ke sel otot. Tetapi jika tubuh sudah berjuang untuk menerima nutrisi karena resistensi insulin, partikel tersebut pada akhirnya ikut terbuang kembali ke aliran darah, menumpuk di dinding arteri. Ini menyebabkan peradangan dan penyumbatan arteri.
Ilustrasi (c) Unsplash.com