Return to site

Mengapa Minuman Manis Bisa Lebih Berbahaya Dibanding Nasi dalam Risiko Diabetes

September 4, 2024

Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit yang semakin umum terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Seringkali, masyarakat menganggap bahwa konsumsi makanan tinggi karbohidrat seperti nasi adalah penyebab utama dari diabetes. Namun, kenyataannya, minuman manis justru bisa menjadi faktor risiko yang lebih besar dalam meningkatkan kadar gula darah dan memicu diabetes dibandingkan dengan nasi. Mari kita lihat lebih dekat alasan di balik hal ini.

Kandungan Gula Tinggi dalam Minuman Manis

Minuman manis seperti soda, teh manis, kopi instan, dan minuman energi mengandung gula tambahan yang sangat tinggi. Kandungan gula ini, ketika dikonsumsi dalam jumlah besar dan secara teratur, dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah Anda. Gula yang ada dalam minuman-manis biasanya berupa fruktosa dan glukosa, yang sangat cepat diserap oleh tubuh. Dalam waktu singkat, gula tersebut akan menyebabkan lonjakan kadar glukosa dalam darah, sehingga memaksa pankreas untuk bekerja keras menghasilkan insulin guna menstabilkan gula darah.

Sebaliknya, nasi, meskipun tinggi karbohidrat, merupakan sumber glukosa yang cenderung dilepaskan lebih lambat ke dalam aliran darah, terutama jika dikonsumsi dengan sumber serat seperti sayuran dan protein. Dengan demikian, efek nasi terhadap lonjakan gula darah tidak secepat dan sekeras minuman manis.

Minuman Manis dan Resistensi Insulin

Konsumsi gula berlebih, terutama dari minuman manis, juga dapat memicu resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang membantu tubuh mengubah glukosa dari makanan menjadi energi. Namun, ketika Anda mengonsumsi gula secara berlebihan, tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang kemudian memicu resistensi insulin. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Penelitian juga menunjukkan bahwa fruktosa yang banyak terdapat dalam minuman manis memiliki efek buruk pada metabolisme tubuh. Fruktosa diproses di hati, dan konsumsi fruktosa berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, meningkatkan risiko obesitas, resistensi insulin, serta diabetes tipe 2.

Nasi: Sumber Karbohidrat yang Lebih Terukur

Nasi sering disalahkan sebagai penyebab utama diabetes di kalangan masyarakat Indonesia karena merupakan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari. Namun, ketika dikonsumsi dalam porsi yang tepat, nasi tidaklah seberbahaya yang dibayangkan. Selain itu, jika nasi dikombinasikan dengan makanan yang tinggi serat, seperti sayur-sayuran atau protein tanpa lemak, pelepasan glukosa ke dalam darah dapat menjadi lebih lambat, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam.

Faktanya, banyak orang yang mengabaikan dampak dari minuman manis karena dianggap hanya sekedar “minuman”, padahal efeknya terhadap gula darah bisa lebih parah daripada makanan yang dianggap tinggi karbohidrat seperti nasi.

Minuman Manis Menambah Asupan Kalori Tanpa Disadari

Salah satu masalah besar dari minuman manis adalah kemampuannya menambah kalori dalam tubuh tanpa Anda sadari. Banyak orang yang tidak menghitung kalori dari minuman yang mereka konsumsi, seperti soda, jus buah dengan tambahan gula, dan minuman kopi berkalori tinggi. Minuman-minuman ini bisa dengan cepat meningkatkan asupan kalori harian Anda, yang akhirnya memicu kenaikan berat badan. Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dalam perkembangan diabetes tipe 2.

Sebaliknya, nasi adalah sumber karbohidrat yang terukur, sehingga lebih mudah untuk mengontrol porsinya. Anda dapat memperkirakan berapa banyak nasi yang harus dimakan agar tetap dalam batas kalori harian yang sehat. Namun, dengan minuman manis, Anda bisa saja mengonsumsi ratusan kalori tambahan dalam sekali minum tanpa merasa kenyang, karena cairan tidak memberi rasa kenyang seperti makanan padat.