Sebuah studi menunjukkan bahwa diet tinggi lemak dapat menyebabkan peningkatan intoleransi glukosa, yang berhubungan dengan diabetes tipe 2. Selama bertahun-tahun, ilmuwan telah mencoba memahami hubungan antara lemak dan kadar gula darah, dan penelitian ini akhirnya membawa kita pada pemahaman yang lebih baik tentang penyebab diabetes tipe 2. Karbohidrat sering kali menjadi bahan bakar yang dipilih oleh atlet sebelum berolahraga, karena pati dalam makanan diubah menjadi glukosa di saluran pencernaan. Glukosa ini kemudian diserap ke dalam darah dan digunakan oleh otot sebagai sumber energi. Insulin berperan penting dalam mengizinkan glukosa masuk ke dalam sel-sel otot. Saat insulin terikat pada reseptor insulin di sel, ia memicu aktivasi enzim yang mengubah glukosa menjadi energi.
Namun, apa yang terjadi jika insulin tidak ada? Kadar gula darah akan tetap tinggi dalam aliran darah. Tanpa adanya insulin, glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel otot. Inilah yang terjadi pada diabetes tipe 1, di mana pankreas kehilangan kemampuan untuk menghasilkan insulin, menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Tetapi bagaimana jika insulin cukup tetapi tidak efektif? Ini adalah kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin. Sel otot menjadi resisten terhadap efek insulin, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Apa yang menyebabkan resistensi insulin ini? Penyebabnya adalah kandungan lemak di dalam sel otot, yang disebut lipid intramyoseluler.
Lemak dalam aliran darah dapat menumpuk di dalam sel otot, menghasilkan produk pemecahan lemak yang beracun dan radikal bebas. Hal ini menghambat proses insulin, tidak peduli seberapa banyak insulin yang ada dalam darah. Akibatnya, glukosa tidak dapat diubah menjadi energi, dan kadar gula darah tetap tinggi. Resistensi insulin dapat terjadi hanya dalam waktu tiga jam setelah peningkatan lemak dalam aliran darah, yang menghalangi penyerapan glukosa oleh otot.
Teknik pencitraan MRI telah membantu mengungkap mekanisme di mana lemak menyebabkan resistensi insulin. Dengan melihat apa yang terjadi di dalam otot ketika lemak dimasukkan ke dalam aliran darah, kita dapat melihat peningkatan kadar lemak yang menghalangi transportasi glukosa ke dalam otot.
Namun, percobaan juga telah menunjukkan bahwa penurunan kadar lemak dalam darah manusia dapat mengurangi resistensi insulin. Dengan membersihkan lemak dari darah, kita juga membersihkan gula darah. Ini menjelaskan mengapa diet tinggi lemak, seperti diet ketogenik, dapat menyebabkan resistensi insulin. Namun, dengan mengurangi asupan lemak, kita dapat mengurangi resistensi insulin. Meskipun demikian, penting untuk mempertimbangkan dampak diet rendah karbohidrat terhadap kesehatan jantung, seperti yang terlihat dalam hubungan antara Diet Rendah Karbohidrat dan Aliran Darah Koroner.
Dengan pemahaman yang semakin baik tentang hubungan antara lemak, insulin, dan kadar gula darah, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam manajemen diabetes tipe 2 dan pengaturan pola makan yang sehat.