Jika kemarin kami membahas bagaimana Pare membantu Anda untuk mengobati dan mencegah diabetes, pada artikel kami kali ini, kami akan membahas tentang manfaat buncis untuk mengobati dan mencegah diabetes. Buncis merupakan jenis sayuran yang sangat mudah untuk ditemukan di pasar tradisional maupun di pasar modern. Harganya pun sangat terjangkau dan dapat dinikmati dengan berbagai macam olahan baik sebagai sup atau pun sebagai tumisan.
Buncis adalah salah satu tanamanan yang termasuk dalam tanaman polong. Di mana, tanaman polong memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh kita karena kaya akan serat dan juga memiliki kandungan protein yang baik untuk tubuh kita. Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine tahun 2012, yang melibatkan sebanyak 121 orang pria dan wanita yang mengalami diabetes tipe 2. Dari jumlah tersebut dikelompokkan berdasarkan konsumsi tanaman polong dan konsumsi makanan diet tinggi dari serat gandum. Hasilnya, kadar HbA1c selama masa konsumsi tersebut yang berjalan 2-3 mengalami penurunan tekanan diastolik yang lebih baik dirasakan oleh kemompok yang mengkonsumsi tanaman polong-polongan termasuk buncis. Berat badan juga turun lebih baik dibandingkan mereka yang mengkonsumsi gandum.
Dari hasil pengujian tersebut, mereka yang mengkonsumsi tanaman polong-polongan memiliki hasil yang lebih baik dalam proses pengobatan diabetes dibandingkan dengan serat gandum dikarenakan tanaman polong-polongan yang dikonsumsi setiap hari dapat meningkatkan metabolism tubuh. Untuk buncis sendiri adalah tanaman yang memiliki kadar indeks glikemik yang rendah yaitu berada pada kisaran kurang dari 55. Namun, buncis merupakan sayuran yang memiliki kandungan karbohidrat kompleks yang dapat mencegah naiknya gadar gula darah secara tiba-tiba. Hal ini tentunya merupakan hal yang sangat penting dalam masa pengobatan diabetes. Selain itu, serat pada buncis merupakan serat yang tidak mudah untuk dicerna tubuh, hal ini kemudian dapat membantu orang yang mengkonsumsi merasa kenyang lebih lama. Ketika serat di dalam tubuh tidak mudah dicerna dan tidak mudah lapar, maka seseorang akan mengurangi keinginan untuk makan yang pada akhirnya mereka yang memiliki berat badan lebih dapat turun karena asupan makanan berat semakin berkurang namun tidak mempengaruhi kinerja pencernaan,
Ilustrasi (c) Pxhere.com