Diabetes dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental seseorang. Beberapa faktor yang berkontribusi termasuk stres yang terkait dengan manajemen penyakit, perubahan gaya hidup, dan kecemasan tentang komplikasi jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat dialami oleh pasien diabetes terhadap kesejahteraan mental mereka:
1. Stres dan Kecemasan
Pasien diabetes sering kali mengalami stres dan kecemasan terkait dengan pengelolaan penyakit, seperti memantau kadar gula darah, mengatur diet, mengambil obat-obatan, dan menghadapi risiko komplikasi. Stres ini dapat berkontribusi pada gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
2. Depresi
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diabetes dan depresi. Kehidupan sehari-hari yang diwarnai oleh pembatasan diet, pengukuran rutin kadar gula darah, dan pengobatan yang diperlukan dapat menyebabkan perasaan putus asa atau kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati, yang merupakan gejala depresi.
3. Perasaan kesepian
Pasien diabetes mungkin merasa kesepian karena mereka merasa sulit untuk mengikuti aktivitas sosial atau merasa tidak dipahami oleh orang lain yang tidak mengalami kondisi serupa.
4. Gangguan Konsentrasi dan Kecemasan
Perubahan gula darah yang tidak terkendali dapat memengaruhi fungsi otak, termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan membuat manajemen penyakit menjadi lebih sulit.
5. Gangguan Makan
Pasien diabetes, terutama mereka yang memiliki diabetes tipe 1, mungkin mengalami gangguan makan atau masalah citra tubuh karena pembatasan diet dan kebutuhan untuk mengatur asupan makanan dengan ketat.
6. Risiko Kognitif
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara diabetes dan penurunan fungsi kognitif, termasuk peningkatan risiko demensia. Kekhawatiran akan penurunan kognitif ini juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang.
Penting bagi pasien diabetes untuk mendapatkan dukungan psikologis dan sosial yang sesuai, baik dari keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan profesional. Ini dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit terhadap kesejahteraan mental mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Perlu ditekankan lagi bahwa, diabetes adalah penyakit bukan aib dimana pasien harus menjauhi orang-orang sekitar. Menjaga agar perasaan lebih relax, tidak stress dan tetap menjaga diri agar selalu berada dalam pikiran positif akan membantu pasien agar memiliki pikiran positif. Pikiran positif ini nantinya akan berperan untuk meningkatkan kedisiplinan diri agar tetap menjalani manajemen diabetes dengan baik. Sehingga pasien diabetes dapat terhindar dari perasaan-perasaan negatif, yang dapat meningkatkan risiko stress.