Diabetes tidak sering menyebabkan sakit kepala. Namun, sementara sakit kepala biasanya tidak berbahaya, diabetes akan lebih memungkinkan untuk menunjukkan masalah dengan kontrol gula darah pada orang dengan diabetes. Menurut American Diabetes Association (ADA), sekitar 30,3 juta orang di Amerika Serikat merupakan seorang pasien diabetes. Kebanyakan dari pasien diabetes tidak dapat mengontrol glukosa darah melalui hormon insulin.
Seiring waktu, periode gula darah yang terus menerus tinggi atau rendah dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan mengancam jiwa, seperti penyakit jantung dan gagal ginjal. Mengenali sakit kepala sebagai akibat dari kontrol gula darah yang buruk dapat menjadi langkah pertama untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih parah. Dalam artikel ini, kita dapat melihat hubungan antara diabetes dan sakit kepala dan akan memberikan beberapa cara untuk meredakan sakit kepala akibat diabetes.
Diabetes dan sakit kepala
Tidak semua pasien diabetes akan mengalami sakit kepala. Orang yang didiagnosis diabetes baru-baru ini mungkin mengalami sakit kepala lebih sering karena mereka masih berusaha mengelola kadar gula darah mereka dan menemukan rejimen yang berhasil. Bagi orang lain dengan diabetes, sakit kepala biasanya berkembang karena perubahan kadar gula darah. Sakit kepala dapat menunjukkan bahwa kadar gula darah terlalu tinggi, yang oleh dokter disebut hiperglikemia. Atau, kadar gula darah mungkin terlalu rendah, yang oleh dokter disebut hipoglikemia.
Semakin tinggi fluktuasi kadar glukosa darah, semakin besar kemungkinan seseorang dengan diabetes akan mengalami sakit kepala. Sakit kepala yang dapat dikaitkan seseorang dengan fluktuasi ini mungkin akibat dari perubahan kadar hormon, seperti epinefrin dan norepinefrin. Hormon-hormon ini dapat menyempitkan pembuluh darah di otak dan menyebabkan mulai merasakan sakit kepala.
Hipoglikemia dan sakit kepala
Dokter menganggap kadar gula darah lebih rendah dari 70 miligram per desiliter (mg/dl) sebagai indikator hipoglikemia. Ini adalah kondisi yang serius, karena glukosa adalah sumber utama untuk menghasilkan energi bagi banyak sel dalam tubuh, termasuk di otak. Gejala hipoglikemia biasanya berkembang tiba-tiba dan bisa jauh lebih jelas daripada gejala hiperglikemia.