Bagi orang awam yang tidak memahami bahasa medis sama sekali, ketika mendengar ketosis dan ketoasidosis mungkin akan dianggap sebagai dua istilah yang sama. Padahal, keduanya ini memiliki perbedaan mendasar yang tidak bisa disamakan meskipun keduanya ini merupakan istilah untuk menggambarkan peningkatan keton dalam darah.
Ketosis ini merupakan respons tubuh yang normal dan aman terhadap diet rendah karbohidrat atau tidak makan untuk jangka waktu tertentu (puasa). Di sisi lain, ketoasidosis bisa menjadi komplikasi yang berbahaya dan mengancam jiwa dimana terlalu banyak keton akan membuat darah Anda menjadi asam.
Apa itu keton?
Sebelum membahasa keduanya, kami akan menjelaskan definisi dari keton. Keton merupakan zat yang dihasilkan dari lemak dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif bagi tubuh ketika sel-selnya kekurangan glukosa (gula) untuk jangka waktu tertentu. Ini umumnya terjadi akibat tingkat insulin yang sangat rendah (zat yang dibutuhkan gula untuk memasuki sebagian besar sel). Tubuh melepaskan lemak yang disimpan dalam sel lemak yang kemudian lemak ini akan dikirimkan ke hati, dan diproses untuk dipecah menjadi keton, yang digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif, bukan glukosa.
Apa itu ketosis?
Ketosis adalah saat keton menumpuk dalam darah Anda. Hal ini dapat menjadi proses normal yang terjadi ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup karbohidrat, sehingga lemak akan terpecah menjadi keton untuk energi. Istilah "ketosis" mengacu pada keberadaan keton dalam darah. Ini biasanya tidak bermasalah. Ketosis dapat terjadi saat seseorang berpuasa atau mengikuti diet rendah karbohidrat, terkadang disebut diet ketogenik. Adalah suatu kondisi yang umum seseorang mengalami ketosis tingkat rendah saat bangun di pagi hari, karena tubuh sedang "berpuasa" pada malam hari.
Diet rendah karbohidrat dapat digunakan untuk mencapai ketosis dengan sengaja atau tindakan untuk mengurangi karbohidrat hingga kurang dari 50 gram per hari telah terbukti menghasilkan penurunan berat badan dan penurunan kadar gula darah. Langkah ini dapat diambil oleh seseorang untuk mengurangi diabetes tipe 2.
Jika Anda menderita diabetes tipe 1, tidak ada cara untuk mengetahui apakah ketosis disebabkan hanya dengan puasa atau karena jumlah insulin yang tidak mencukupi. Paling aman untuk mengasumsikan ketosis lebih dari 0,5 mmol/L merupakan jumlah yang terlalu banyak jika Anda menderita diabetes tipe 1. Usahakan untuk menjaga kadar keton tidak terdeteksi atau setidaknya kurang dari 0,5 mmol/L.
Apa itu ketoasidosis?
Ketoasidosis, atau ketoasidosis diabetikum pada penderita diabetes adalah komplikasi diabetes yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup insulin. Tubuh merespons dengan memecah lemak menjadi keton terlalu cepat, sehingga tubuh pun menghasilkan keton yang tinggi dalam darah (jauh lebih banyak dari jumlah normal pada orang tanpa diabetes tipe 1).
Keton adalah molekul asam, sehingga peningkatan kadar keton dapat menyebabkan darah menjadi lebih asam yang mencegah proses tubuh bekerja secara normal. Kadar keton DKA yang terlalu tinggi dapat menyebabkan darah menjadi sangat asam. Jika dibiarkan tidak tertangani, bahkan untuk beberapa jam, ini merusak fungsi otak dan organ lain serta dapat mengancam nyawa.
Ilustrasi (c) Unsplash.com